Karena fungsi DNS yang sangat vital,
sebuah domain disarankan tidak hanya dilayani oleh satu DNS server saja.
Perlu setidaknya dua dns server untuk redundansi, backup atau mengatur
load balance. Disini kita akan mempelajari cara mengkonfigurasi slave
untuk sebuah domain.
Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya, Instalasi DNS Server di Ubuntu menggunakan Bind9. Jadi kalau ada yang merasa kurang jelas tentang instalasi DNS server, silakan merujuk ke tulisan sebelumnya itu.Mengenal Berkas Konfigurasi Bind9 di Ubuntu
named.conf
Ini adalah berkas konfigurasi utama. Berkas-berkas lainnya di include-kan dari berkas ini. Sebaiknya setiap perubahan yang Anda buat, tidak dimasukkan ke berkas ini, Anda bisa mengaturnya di berkas lain yang tersedia,
named.conf.options
dan named.conf.local
named.conf.options
Berkas ini ditujukan untuk konfigurasi atau opsi-opsi global. Misal, mengatur siapa yang berhak menggunakan DNS server kita, atau siapa yang berhak melakukan zona transfer untuk sebuah domain.
named.conf.local
Berkas ini ditujukan untuk konfigurasi zona baru yang ingin Anda tambahkan. Misal Anda ingin menambahkan domain perusahaan.com, maka konfigurasi zona baru itu bisa Anda tambahkan disini.
rndc.key
Ini adalah berkas konfigurasi untuk memanage bind menggunakan rndc. Seharusnya sudah dikonfigurasi secara default pada saat instalasi, jadi secara umum kita tidak perlu mengubah apa-apa dengan berkas ini.
db.0, db.127, db.255, db.empty, db.local
Ini adalah berkas untuk konfigurasi zona localhost, local network, dan local broadcast. Secara default, zona-zona ini sudah ditambahkan di berkas
named.conf
.db.root
Berkas ini berisikan informasi root name server.
zones.rfc1918
Jika Anda berniat tidak mengkonfigurasi DNS untuk IP private (IP private ini didefiniskan pada RFC1918), maka Anda bisa menggunakan zone ini. Konfigurasi pada berkas ini, menset semua nya ke db.empty.
Konfigurasi Slave Zones
Setelah kita memahami berkas-berkas konfigurasi bind9 di ubuntu, sekarang kita akan membuat konfigurasi slave.Caranya mudah, kita sunting berkas
/etc/bind/named.conf.local
,
di DNS server yang akan kita jadikan sebagai DNS server kedua/cadangan.
Tambahkan konfigurasi berikut, sesuaikan IP address master dengan IP
address DNS server utama yang mengelola domain tersebut.1 2 3 4 5 6 7 | zone "perusahaan.com" { type slave; masters { 192.168.1.3; }; file "/etc/bind/slave/db_perusahaan.com"; }; |
sudo mkdir /etc/bind/slave sudo chown bind:bind /etc/bind/slaveKonfigurasi sudah selesai, sekarang saatnya menginstruksikan bind untuk membaca ulang konfigurasi baru.
sudo rndc reloadAtau restart bind9 (jika memang harus).
/etc/init.d/bind9 restartSilakan Anda periksa, seharusnya berkas baru akan dibuat di direktori
/etc/bind/slave
. Jika ada masalah (misalnya berkas tidak dibuat), silakan cek log /var/log/daemon.log
.Membatasi Zona Transfer
Jika Anda ingin membatasi siapa saja atau server mana saja yang berhak melakukan proses zona transfer sebuah domain, Anda bisa mengaturnya di DNS server utama Anda (master).Sunting berkas
/etc/bind/named.conf.options
, buat
konfigurasi seperti berikut. Sebagai bonus saya tambahkan konfigurasi
yang membatasi siapa saja yang boleh menggunakan DNS server Anda sebagai
resolver di client.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 | acl slavedns { 192.168.2.3; 192.168.3.3; }; acl localnetwork { 192.168.1.0/24; 192.168.2.0/24; 192.168.3.0/24; }; options { directory "/var/cache/bind"; allow-recursion { localnetwork; }; allow-transfer { slavedns; }; auth-nxdomain no; # conform to RFC1035 listen-on-v6 { any; }; }; |
sudo rndc reload
Rangkuman
Membuat secondary DNS server sangatlah mudah. Tulisan ini agak panjang, karena saya memang menyelipkan sedikit penjelasan tentang berkas-berkas konfigurasi bind9 yang dibawa oleh paket dari repo Ubuntu. Mudah-mudahan penjelasan ditulisan ini bisa membantu Anda memahami cara mengkonfigurasi bind9 di Ubuntu.Seperti biasa, jika ada pertanyaan, silakan tulis di kolom komentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar